Zona News (ZNN) | Pengamat politik dari Citra
Institute Efriza meyakini pembatalan mutasi putra Wapres periode 1993-1998 Try
Sutrisno, Letjen Kunto Arief Wibowo dari posisi Panglima Komando Gabungan
Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) menjadi Staf Khusus KSAD, berkat
intervensi Presiden Prabowo Subianto agar TNI tak terjebak dalam politik
praktis.
"Selain tidak adanya
kecermatan, pengambilan keputusan ditenggarai amat tinggi aroma politiknya
sehingga akan amat berbahaya maka revisi dilakukan. Ini juga menunjukkan adanya
intervensi Presiden Prabowo dari revisi tersebut, sebab jika tidak diintervensi
oleh Prabowo sebagai Presiden sekaligus Panglima Tertinggi, akan menambah
kegaduhan politik bahkan ketegangan politik utamanya terhadap purnawirawan
TNI," tutur Efriza kepada Inilah.com saat
dihubungi di Jakarta, Minggu (4/5/2025).
Terlebih, adanya narasi menyebut
mutasi prajurit TNI ini ditenggarai imbas dari sikap Jenderal (Purn) Try
Sutrisno yang menandatangani usulan untuk mengganti Gibran Rakabuming Raka
sebagai wakil presiden.
"Atas revisi dan/atau
pembatalan mutasi ini, institusi TNI jadi tercoreng, karena institusi TNI sejak
reformasi sudah berada di Barak tidak terlibat politik praktis, ternyata malah
terpengaruh oleh kondisi politik yang sedang riuh ini," tegasnya.
Memang, pembatalan mutasi bukan
baru kali ini saja. Namun pembatalan yang dilakukan dalam waktu satu hari, baru
pertama kali terjadi. Sehingga tak heran bila publik semakin mencium aroma
politik yang amat kental.
"Jelas (peristiwa ini
menunjukkan) sedang adanya terjadi riak politik antara Jokowi dan Prabowo.
Jokowi disinyalir merasa Forum Purnawirawan TNI yang menginginkan anaknya
Gibran diganti, bisa menguat karena Prabowo tidak menyikapi dengan pernyataan menolak,
melainkan lebih bersifat menghargai kebebasan berpendapat dari para
purnawirawan TNI dalam forum tersebut," ungkapnya.
Dia meyakini, adanya kejengkelan
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sehingga berujung pada upaya menggeser
anak Try Sutrisno dengan mantan ajudan Jokowi. Akan tetapi, kata dia, dengan
mutasi dibatalkan semakin mengukuhkan Prabowo yang sedang berusaha menunjukkan
ia adalah pemegang kekuasaan yang legal dan terlegitimasi oleh rakyat dalam
Pilpres.
"Juga Prabowo enggan
institusi pembantu Presiden direcoki oleh Jokowi. Sinyal ini bukan saja,
institusi TNI yang membatalkan mutasi, tetapi juga Sespimmen Polri seperti
menghapus foto Jokowi yang sedang bertemu mereka di Instagramnya," tegas
Efriza.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal
Agus Subiyanto meralat mutasi perwira tinggi TNI yang baru satu hari diumumkan.
Dalam Keputusan 554a /IV /2025 yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal Agus
Subiyanto tanggal 30 April, meralat mutasi yang sebelumnya tercantum dalam
Surat Keputusan 554 yang ditandatangani 29 April 2025.
Dari 237 perwira tinggi, tujuh
orang dibatalkan mutasinya. Di antara pati yang mutasinya diralat adalah Letjen
TNI Kunto Arief Wibowo yang tadinya digantikan Laksda Hersan menjadi Panglima
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) dibatalkan.
Demikian juga Pangkolinlamil
Laksda TNI Krisno Utama tidak jadi dimutasi menjadi Panglima Komando Armada III
juga dibatalkan. Selain itu, juga ada empat perwira tinggi yang batal dimutasi
yaitu Laksda TNI Rudhi Aviantara yang tadinya dimutasi menjadi Panglima
Kolinlamil, Laksma TNI Phundi Rusbandi yang tadinya menjadi Kepala Staf
Kogabwilhan I, Laksma TNI Benny Febri yang tadinya menjadi Waaskomlek KSAL,
serta Laksma TNI Maulana yang tadinya Kadiskomlekal.
Sumber : https://www.inilah.com/pembatalan-mutasi-tni-diyakini-ada-campur-tangan-prabowo-riak-perpecahan-dengan-jokowi
No comments:
Post a Comment