Pertemuan tersebut membahas
sejumlah agenda, khususnya perkembangan terkini penanganan bencana
hidrometeorologi yang melanda berbagai wilayah di Aceh serta upaya percepatan
pemulihan logistik, infrastruktur, dan ekonomi masyarakat.
Dalam paparannya, Sekda
menyampaikan kondisi lapangan terkini, termasuk proses evakuasi yang sudah
dilakukan di hampir seluruh wilayah terdampak. Sekda menyebutkan Kabupaten Aceh
Utara dan Aceh Tamiang masih berada dalam status darurat dan butuh penanganan
segera. Distribusi logistik menuju Tamiang juga sudah mulai masuk melalui jalur
laut dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju Kuala Langsa untuk kemudian diteruskan
langsung ke wilayah terdampak.
Sekda juga melaporkan bahwa masih
terdapat sejumlah lokasi terisolasi di Aceh Tamiang yang belum dapat ditembus,
khususnya di daerah pedalaman. Ia menegaskan pemerintah terus berupaya untuk
mencari alternatif akses untuk menembus daerah tersebut. Kondisi serupa turut
terjadi di Aceh Utara, terutama di daerah Sawang, Langkahan, Jambo Aye, serta
sebagian wilayah Seuneuddon yang hingga kini juga masih membutuhkan perhatian
khusus.
Di wilayah tengah, Sekda
menjelaskan bahwa akses transportasi perlahan mulai pulih. Jalur konektivitas
darat kini sudah dapat ditembus hingga 42 kilometer dan diperkirakan akan
terbuka lebih jauh dalam dua hari ke depan. Ia juga menyoroti kondisi logistik
yang semakin mendesak. “Pasokan beras di Bulog setempat sudah menipis. Kami
sedang mengupayakan suplai tambahan secepatnya, termasuk untuk wilayah Gayo
Lues yang masih memiliki titik terisolasi akibat jembatan putus,” ujar Sekda.
Kerusakan infrastruktur dan
permukiman juga menjadi perhatian serius. Hingga saat ini lebih dari 75.000
rumah dilaporkan mengalami kerusakan, jumlah ini bahkan melampaui dampak
kerusakan permukiman saat tsunami 2004 silam. Pemerintah Aceh terus berkoordinasi
dengan BNPB untuk percepatan pengerahan alat berat, karena banyak rumah warga
yang saat ini tertutup endapan lumpur yang mulai mengeras.
Untuk mempercepat mobilitas
bantuan, Sekda menyampaikan bahwa pembangunan jembatan penghubung di jalur
Bireuen–Aceh Utara serta Bener Meriah kini memasuki hari keempat. Ia optimistis
pekerjaan ini dapat rampung dalam dua hingga tiga hari ke depan. Dengan
tersambungnya jembatan tersebut, distribusi bantuan melalui jalur darat
diharapkan bisa berlangsung jauh lebih cepat, sekaligus memungkinkan pengiriman
logistik dalam kapasitas yang lebih besar dibandingkan jalur udara
Sementara itu, pemulihan jaringan
komunikasi hingga hari ini baru mencapai 51%. Pemerintah menargetkan
peningkatan hingga 75% dalam dua hari ke depan, terutama di wilayah yang
terdampak paling berat. Sekda juga menegaskan perlunya dukungan dari pemerintah
pusat serta dorongan kepada BUMN, khususnya PLN, agar percepatan pemulihan
listrik dapat segera terwujud.
Sekda menegaskan bahwa penanganan
bencana harus dilakukan secara bertahap dan terpadu, mencakup proses evakuasi,
distribusi logistik, pemulihan transportasi dan komunikasi, hingga tahap
rehabilitasi dan rekonstruksi. Ia menilai bahwa empati dan kebersamaan sangat
dibutuhkan dalam proses tersebut, serta berharap seluruh pihak yang hadir dapat
berperan aktif dalam percepatan pemulihan infrastruktur, termasuk perbaikan
rumah warga.
Ketua Umum HIPMI, Akbar Himawan
Buchari, menyampaikan duka cita dan keprihatinannya atas bencana yang terjadi
serta menegaskan bahwa HIPMI berkomitmen tidak hanya sebatas menyalurkan
logistik, tetapi juga mendukung pemerintah Aceh dalam upaya pemulihan infrastruktur.
Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie, turut menyampaikan duka cita dan
menegaskan kesiapan Kadin untuk berdiri bersama pemerintah Aceh dalam
penanggulangan bencana.
Sementara itu, Ketua Umum DPP
IWAPI, Nita Yudi, menjelaskan bahwa sejak hari pertama bencana pihaknya telah
membuka dapur umum dan terus menggalang dana untuk membantu masyarakat
terdampak. BPBA turut menegaskan bahwa dari skala dampak, bencana kali ini jauh
lebih masif dibanding tsunami 2004, meskipun jumlah korban jiwanya tidak
sebanyak pada peristiwa tsunami.
Yayasan Buddha Tzu Chi juga
menyampaikan kesiapan untuk mendukung pemulihan infrastruktur serta turut
menyoroti dampak bencana terhadap pelaku usaha lokal. Mereka menilai bahwa
program pelatihan dan pendampingan bagi wirausaha terdampak juga perlu menjadi
perhatian bersama agar ekosistem bisnis dapat pulih kembali.
Pemerintah Aceh menyampaikan
apresiasi atas dukungan semua pihak dan berharap sinergi ini dapat mempercepat
proses pemulihan bagi masyarakat di seluruh wilayah terdampak.*

No comments:
Post a Comment